1. The Tielman Brothers (1945)
The
Tielman Brothers adalah sebuah grup musik asal Indonesia. Musik mereka
beraliran rock and roll, namun orang-orang di Belanda biasa menyebut
musik mereka Indorock, sebuah perpaduan antara musik Indonesia dan
Barat, dan memiliki akar di Keroncong. The Tielman Brothers merupakan
band Belanda-Indonesia pertama yang berhasil masuk dunia internasional
pada 1950-an. Mereka adalah salah satu perintis rock and roll di
Belanda. Band ini cukup terkenal di Eropa, jauh sebelum The Beatles dan
The Rolling Stones.
Perjalanan musik The Tielman Brothers dimulai di
Surabaya pada tahun 1945, dimana empat kakak beradik laki-laki dan
seorang adik perempuannya, Jane, sering tampil membawakan lagu-lagu dan
tarian daerah. Kemampuan musik mereka diturunkan dari sang ayah, Herman
Tielman, seorang kapten tentara KNIL, yang sering bermain musik bersama
teman-temannya dirumahnya di Surabaya.
Berawal dari ketertarikan
Ponthon untuk memainkan contrabass yang diikuti saudara-saudaranya yang
lain. Reggy mempelajari banjo, Loulou mempelajari drum, dan Andy
mempelajari gitar. Penampilan pertama mereka pada acara pesta di
rumahnya membuat teman-teman ayahnya kagum dengan membawakan lagu-lagu
sulit seperti Tiger Rag dan 12th Street Rag. Sejak saat itu mereka
sering tampil di acara-acara pribadi di Surabaya. Tawaran tampil pun
berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia. Sampai pada akhirnya pada
tahun 1957 mereka sekeluarga memutuskan untuk hijrah ke Belanda.
2. Koes Bersaudara (1960)
Koes
Bersaudara yang awalnya bernama Koes Brothers atau Brother of Koes
berdiri pada 1960 diperkuat Tonny Koeswoyo, Nomo Koeswoyo, Yon Koeswoyo,
dan Yok Koeswoyo. Sebuah grup musik yang melahirkan lagu lagu yang
sangat populer seperti "Bis Sekolah", "Di Dalam Bui", "Telaga Sunyi".
Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry
sebagai drummer. Walaupun penggantian ini awalnya menimbulkan masalah
dalam diri salah satu personalnya yakni Yok yang keberatan dengan orang
luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang
luar: Murry.
Koes Plus adalah grup musik Indonesia yang dibentuk
pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara yang
dibentuk pada tahun 1960. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa
1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll
di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di
pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka, walaupun hanya tinggal
dua anggotanya (Yon dan Murry) yang aktif.
Lagu-lagu mereka banyak
dibawakan oleh pemusik lain dengan aransemen baru. Sebagai contoh, Lex's
Trio membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus,
Cintamu T'lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis
dan Sayang yang dibawakan oleh Kahitna.
3. The Mercys (1965)
The
Mercy’s didirikan tahun 1965 di Medan dengan anggota awal Erwin
Harahap, Rinto Harahap, Rizal Arsyad (Mantan suami Iis Sugianto),
Reynold Panggabean (Mantan suami Camelia Malik) dan Iskandar dibawah
pimpinan Rizal Arsyad. Tapi ketika ada undangan untuk show di Penang,
Malaysia pada tahun yang sama Iskandar mengundurkan diri, karena
kuliahnya di Fakultas Kedokteran tidak mengizinkannya untuk meninggalkan
bangku kuliah. Posisinya lalu digantikan oleh Charles Hutagalung.
Lengkapnya setelah itu pemain The Mercy’s adalah Erwin Harahap (Gitar
Melody), Rinto Harahap (Gitar Bass), Rizal Arsyad (Gitar Rhythm),
Reynold Panggabean (Drum) dan Charles Hutagalung (Keyboard, Organ).
Pada
tahun 1972, The Mercy’s hijrah ke Jakarta dan masih tampil di beberapa
kelab malam, membawakan lagu-lagu yang mereka ciptakan sendiri. Setelah
di Jakarta, barulah Albert Sumlang (Saxophone) bergabung, kemudian The
Mercy’s merekam album pertama mereka di REMACO dengan lagu-lagu TIADA
LAGI (Charles H), HIDUPKU SUNYI (Charles.H), BAJU BARU (Charles.H),
UNTUKMU (Charles.H), LOVE (Rinto.H), DI PANTAI (Charles.H), BEBASKANLAH
(Charles.H), UNTUKKU(Charles.H), WOMEN (Rinto.H), KURELA DIKAU KASIH
(Reynold.P), KISAH SEORANG PRAMURIA (Albert Sumlang). Album perdana
inilah yang mengangkat nama The Mercy’s dengan lagu TIADA LAGI di
blantika musik Indonesia.
Sejak itu The Mercy’s menjadi sebuah group
yang menjadi idola masyarakat. Band ini sempat menjadi idola anak muda
tahun 1970-an, dengan rambut gondrong, celana lebar diujungnya yang
biasa “menyapu” jalan. Lagu TIADA LAGI menjadi Hit dimana-mana.
Ketika
grup ini memutuskan untuk memasuki dunia rekaman, The Mercy’s pada saat
itu dipimpin oleh Erwin Harahap, karena Rizal Arsyad harus meneruskan
sekolahnya di Jerman. Tercatat sudah 30 Album yang dihasilkan The
Mercy’s mulai dari album Pop, Keroncong dan Rohani.
4. Band 4 Nada (1966)
Band
Empat Nada adalah band pengiring kesohor yang banyak mengiringi artis
dan kelompok yang bernaung dibawah perusahaan rekaman Remaco.
Dibentuk
oleh Aloysius Riyanto atau A.Riyanto pada tahun 1966.Sebelumnya
A.Riyanto sempat bergabung dalam Band Zaenal Combo yang dipimpin Zaenal
Arifin.Merasa mampu untuk berdiri sendiri,akhirnya A.Riyanto (keyboards)
yang juga dikenal sebagai komposer ini lalu mengajak M Sani (drum),Eddy
(gitar) dan Nana (bas) membentuk Empat Nada.
Selain dipimpin
A.Riyanto,tampuk komando kedua dalam Empat Nada adalah Hasanuddin,yang
juga dikenal sebagai karyawan di Remaco yang dipimpin Eugene Timothy.
Empat
Nadamemang banyak mengiringiartis artis tenar seperti Broery
Marantika,Trio Bimbo,Tetty Kadi,Muchsin Alatas,Titiek Sandhora dan
banyak lagi.Disamping itu Empat Nada juga sempat merilis beberapa album
instrumentalia.
Beberapa pemusik yang sempat mendukung Empat Nada diantaranya adalah gitaris Jopie Item.
Pada
tahun Oktober 1973,A.Riyanto mundur dari Empat Nada untuk
membentukFavorite's Group bersama Is Haryanto (drum),Harry Toos
(gitar),Tommy WS (bass) dan Mus Mulyadi (vokal).
Syafii Glimboh meneruskan kepimpinan A.Riyanto dalam Empat Nada.
5. The Rollies (1967)
The
Rollies diawali ketika Deddy Sutansyah bertemu dengan Iwan Krisnawan
dan Teuku Zulian Iskandar Madian dari grup Delimars serta Delly Djoko
Alipin dari grup Genta Istana. Deddy mengajak mereka bergabung dalam
sebuah grup yang diberi nama Rollies pada bulan April 1967. Orangtua
Deddy yang pengusaha hotel menjadi penyandang dana dan menyediakan semua
peralatan musik yang diperlukan. Rollies mulai malang melintang di
negeri sendiri dengan membawakan lagu-lagu The Beatles, Bee Gees,
Hollies, Marbles, Beach Boys, Herman Hermits, juga lagu populer dari Tom
Jones dan Englebert Humperdink.
Kelahiran Rollies diawali ketika
Deddy bertemu dengan Iwan Krisnawan dan Tenku Zulian Iskandar dari grup
Delimars serta Delly Djoko Alipin dari grup Genta Istana. Deddy mengajak
mereka bergabung dalam sebuah grup yang diberi nama Rollies pada bulan
April 1967. Orangtua Deddy yang pengusaha hotel menjadi penyandang dana
dan menyediakan semua peralatan musik yang diperlukan. Rollies mulai
malang melintang di negeri sendiri dengan membawakan lagu-lagu The
Beatles, Bee Gees, Hollies, Marbles, Beach Boys, Herman Hermits, juga
lagu populer dari Tom Jones dan Englebert Humperdink. Setelah itu baru
mereka mengisi acara di kelab malam Singapura tahun 1969.
Ketika
tampil di negeri jiran itu, personel Rollies sudah diperkuat Gito dan
Benny Likumahuwa. Lagu yang mereka bawakan pun berkembang dan mulai
mengandalkan alat musik tiup, masa trade-mark Rollies sebagai pembawa
lagu-lagu James Brown BST (Blood Sweat and Tears) dan Chicago dimulai.
Di sana mereka tidak hanya berkesempatan manggung.
Dari band inilah muncul nama Gito Rollies yang ikut meramaikan blantika musik Indonesia.
6. AKA (1967)
Grup
musik rock AKA (singkatan dari Apotik Kali Asin, apotik milik orang tua
Ucok Harahap, tempat mereka bermarkas dan latihan) dibentuk di Surabaya
pada 23 Mei 1967 dengan formasi awal: Ucok Harahap (keyboard/vokal
utama), Syech Abidin (drum/vokal), Soenata Tanjung (guitar utama/vokal),
dan Peter Wass (bass). Peter Wass digantikan oleh Lexy Rumagit karena
cedera ketika granat yang disiapkan untuk aksi panggung grup rock Ogle
Eyes di Lumajang tiba-tiba meledak dan melukainya. Sejak 1969, Lexy
Rumagit digantikan oleh Arthur Kaunang (ayah dari Tessa Kaunang). Yang
patut dicatat, semua pemain bass AKA adalah pemain kidal.
AKA — yang
sering membawakan lagu-lagu Led Zeppelin, Grand Funk Railroad, Deep
Purple, dan Jimi Hendrix, yang waktu itu memang digemari anak-anak muda —
dikenal sebagai grup rock eksentrik. Dalam pertunjukan di Arena Terbuka
Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 9-10 November 1973, ketika AKA tengah
membawakan lagu Crazy Joe, tiba-tiba Ucok melompat ke tembok dan naik ke
genteng. Setelah itu, ia muncul di panggung dengan tiba-tiba sambil
membiarkan dirinya dicambuki oleh algojo. Kakinya diikat, dan tubuhnya
digantung. Kemudian ia ditusuk dengan pedang dan dimasukkan ke peti
mati. Aksi ini mencekam penonton namun memperoleh sambutan meriah.
Seusai aksi ini, Ucok terlihat kejang-kejang seperti kesurupan di
belakang panggung. Situasi ini segera teratasi ketika Remy Silado yang
menyaksikan atraksi gila ini menyiramkan seember air ke tubuh Ucok.
Tak
hanya di panggung, AKA juga telah meluncurkan beberapa album. Pada
album pertama mereka, Do What You Like (1970), terdapat lima lagu
berbahasa Indonesia dan tiga lagu berbahasa Inggris (Do What You Like,
I've Gotta Work It Out, dan Glenmore).
7. Bimbo (1967)
Bimbo
adalah sebuah grup musik Indonesia yang didirikan sekitar tahun 1967.
Personil Bimbo terdiri atas Sam Bimbo, Acil Bimbo, Jaka Bimbo dan Iin
Parlina.
Berawal dengan Trio Bimbo yang banyak dipengaruhi Musik
Latin. Lalu merilis album perdana di label Fontana Singapura dengan
Melati Dari Jayagiri karya Iwan Abdurachman. Di era tahun 70-an, Bimbo
identik dengan lagu-lagu balada yang cenderung berpola minor dengan
lirik-lirik puitis.
Dipertengahan 70-an, Bimbo yang lalu diperkuat
oleh Iin Parlina dari Yanti Bersaudara mulai menjamah lagu-lagu dengan
tema-tema keseharian seperti Abang Becak hingga lagu-lagu yang titelnya
menggunakan serial anggota tubuh seperti Kumis, Tangan hingga Mata yang
cenderung bernada humor. Memasuki era 80-an Bimbo mulai bermain dengan
lagu-lagu dengan tema-tema kritik sosial seperti Antara Kabul dan Beirut
atau Surat Untuk Reagan dan Brezhnev.
Pada tahun 2007, Bimbo merilis
album baru yang antara lain menampilkan karya terbaru Taufiq Ismail
yang berpola kritik sosial yaitu Jual Beli dan Hitam Putih.